Desa Sanggi

Kec. Padang Cermin, Kab. Pesawaran
Prov. Lampung

Loading

Desa Sanggi

Hari Libur Nasional

Wafat Isa Almasih

  • Hari
  • Jam
  • Menit
  • Detik
Info
MARI BERSAMA BAYAR PAJAK TEPAT WAKTU SESUAI SPPT HINDARI DENDA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN - MARI BERKUNJUNG DI PERPUSTAKAAN DESA SANGGI DAN EDUKASI YANG MEWADAHI BERMACAM KEGIATAN BELAJAR UNTUK UMUM.

Berita Desa

Sanggi.id - *Coronavirus, Lockdown, dan Ironi Negeri Muslim Terbesar*

Oleh: Harun Husen

Di laman Newsweek, 17 Maret, seorang profesor, Dr Craig Considine, menulis sebuah artikel menarik. Judulnya, “Can the Power of Prayer Alone Stop a Pandemic like the Coronavirus? Even the Prophet Muhammad Thought Otherwise”.

Artikel itu tentang wabah coronavirus, yang kini telah menjadi pandemi global. Editor Newsweek, memberi artikel itu ilustrasi Ka’bah dan pelatarannya yang putih susu.

Pada dua paragraf awal Dr Craig membahas tentang pandemi global Covid19 dan cara membendungnya. Para ahli imunologi seperti Dr Anthony Fauci dan Dr Sanjay Gupta, tulisnya, menyatakan bahwa cara paling efektif untuk mengatasinya adalah dengan menjaga kebersihan, melakukan karantina, dan mengisolasi diri dari orang lain.

Para paragraf ketiga, dia menyampaikan sebuah pertanyaan. Sebenarnya lebih merupakan pernyataan. Berkata Dr Craig, “Taukah Anda siapa lagi yang menyarankan menjaga keberhasihan dan karantina selama pandemi berlangsung?”

*“Muhammad, Nabi umat Islam, lebih dari 1.300 tahun silam,”* tulisnya.

Nabi Muhammad, Dr Craig menambahkan, bukanlah seorang ahli tradisional dalam soal penyakit mematikan. Namun, tulisnya, “Nabi Muhammad telah menyampaikan nasihat yang sangat baik untuk mencegah dan memerangi perkembangan [penyakit mematikan] seperti Covid19.”

Dr Craig kemudian mengutip hadits yang dia maksud. “Muhammad bersabda: ‘Jika engaku mendengar wabah melanda suatu negeri, jangan memasukinya; tetapi jika wabah itu menyebar di suatu tempat sedang engkau berada di dalamnya, jangan tinggalkan tempat itu’.”

Yang dikutip Dr Craig adalah hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Kisah lengkap tentang hadits ini, yang berkaitan dengan peristiwa di zaman Khalifah Umar, lihat pada tulisan “Lockdown Era Umar bin Khattab”.

Masih mengutip hadits, Dr Craig –yang belum lama ini menulis buku berjudul “Humanity of Muhammad: A Christian View” (Blue Dome Press, 2020)– menulis: “Dia (Nabi Muhammad) juga berkata: ‘Mereka yang telah terinfeksi penyakit menular, harus dijauhkan dari yang sehat’.”

Ini juga hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah. Formulasi lain hadits ini dalam bahasa Indonesia, adalah “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.”

Sekarang semua anjuran Nabi tersebut, dan telah menjadi jurus banyak negara dalam menghadapi pandemi global coronavirus. Mulai dari negara komunis, Hindu, Kristen, Katolik, liberal, sekuler, dan lain-lain, melakukan lockdown. _Ironisnya, Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim, justru mengabaikan pesan Sang Nabi_.

Alih-alih, kita malah melakukan langkah sebaliknya. Saat Cina sedang diharubiru coronavirus, yang memaksa negara itu melockdown Wuhan hingga menutup Kota Terlarang, kita (kita?) malah mengundang turis masuk ke negara ini, bahkan dengan iming-iming diskon.

Kedua, saat orang terinfeksi mulai ditemukan, kita sama sekali tidak mau melakukan karantina wilayah. Akibatnya, kini virus telah menyebar di sebagian besar provinsi di Indonesia. Yang terinfeksi dan meninggal semakin banyak.

Saat situasi semakin buruk, malah terdengar skenario melakukan _herd immunity_. Skenario yang seakan menyerahkan anak bangsa ini menjadi hidangan virus korona. Silakan bertarung sendiri melawan virus itu melalui mekanisme seleksi alamiah. Survival of the fittest.

Sejak lama, para ahli menyatakan mortality rate virus ini adalah dua persen. Jadi, peluang Anda hidup adalah 98/100. Pastikan saja anda tidak termasuk yang dua persen.

Lalu, berapa dua persen orang Indonesia? Sekarang penduduk kita sekitar 270 juta. Kalau skenario herd immunity benar-benar tega dijalankan, maka yang akan mati adalah sekitar 4,5 juta orang. Seberapa banyak itu? Bayangkan saja Singapura dijatuhi bom atom, dan seluruh penduduknya mati. Sebanyak itulah nanti yang mati.

Itu pun kalau benar-benar dua persen saja yang mati. Sekarang, berdasarkan data Worldometer sampai dengan Sabtu sore ini, kasus positif coronavirus berjumlah 601.010, dengan tingkat kematian 27.432, atau 4,56 persen.

Lalu bagaimana kalau tingkat kematian herd immunity sampai 4,5 persen? Jumlahnya tinggal dikali dua. Maka, yang mati sekitar 12 juta orang. Jumlah yang mati akan lebih banyak daripada penduduk Jakarta.

Inggris, yang disebut-sebut mencoba menerapkan skenario herd immunity, gagal dan diobrak-abrik virus ini. Bahkan, perdana menteri dan pewaris tahta inggris, berhasil diinfeksi virus ini.

Para ahli pun menentang skenario kejam tersebut. Bukan hanya akan mengorbankan jutaan nyawa, skenario ini pun penuh dengan ketidakpastian. Seorang peneliti mengatakan virus ini baru memulai perjalanan evolusinya. Di Wuhan maupun Jepang, sudah didapati kejadian ganjil, orang yang sembuh, ternyata bisa terinfeksi lagi. Bahkan di Wuhan angkanya sampai lima persen. Berita lain menyebut angkanya sampai 14 persen.

Nabi, sejak 14 abad silam, tidak pernah menyarankan skenario kejam seperti itu. Nabi mengajarkan karantina, isolasi, dan menjaga kebersihan.

Mari kita tengok lagi tulisan Dr Craig, yang basah kuyup oleh guyuran hadits. Nabi Muhammad, tulisnya, sangat mendorong manusia mematuhi praktik higienis yang bakal membuatnya aman dari infeksi. “Pertimbangkan hadits-hadits ini, atau perkataan Nabi Muhammad:”

“Kebersihan adalah sebahagian dari iman.”

“Cucilah tanganmu setelah bangun tidur; kamu tidak tahu ke mana tanganmu bergerak saat tidur.”

“Keberkahan makanan terletak pada mencuci tangan sebelum dan setelah makan.”

Lalu, bagaimana jika seseorang jatuh sakit? Nasihat apa yang akan diberikan Nabi Muhammad kepada sesama manusia yang sedang didera rasa sakit? Dr Craig kembali bertanya, retoris.

Jawabannya, menurut profesor yang tahun lalu menerbitkan buku “Islam in America: Exploring the Issues” (ABC-CLIO 2019), ini, adalah: “Dia (Nabi Muhammad) akan mendorong untuk mencari perawatan medis.”

Dr Craig pun mengutip hadits yang sangat terkenal. “Manfaatkan perawatan medis (berobatlah), karena Tuhan tidak menciptakan penyakit tanpa obatnya, dengan pengecualian terhadap satu penyakit –usia tua (pikun).” Hadits ini diriwayatkan Imam Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah.

Hampir sekujur artikel Dr Craig, bercerita tentang Sang Nabi dan sabdanya yang sangat diperlukan umat manusia, hari-hari ini. Dan, yang menurutnya merupakan salah satu poin terpenting, Nabi mengajarkan bagaimana menyeimbangkan iman dan akal.

Dr Craig kemudian mengajak kita melihat respons umat beragama, beberapa pekan terakhir. Sebagian orang, tulisnya, bergerak terlalu jauh, dengan menyarankan bahwa berdoa akan lebih baik dan akan menjauhkan dari coronavirus, ketimbang mematuhi aturan dasar tentang sosial distancing dan karantina. Dr Craig pun mereka-reka, kira-kira apa tanggapan Nabi terhadap pendapat seperti itu.

Dan, Dr Craig menjawabnya dengan menukil sebuah kisah unta orang Badui, dalam hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi. “Pertimbangkan kisah berikut. Suatu hari, Nabi Muhammad melihat seorang lelaki Badui meninggalkan untanya tanpa mengikatnya. Dia (Nabi Muhammad) bertanya kepada orang Badui tersebut, ‘Mengapa tidak engkau ikat untamu?’ Orang Badui itu menjawab, ‘Aku menaruh kepercayaan (tawakal)kepada Tuhan.’ Sang Nabi pun kemudian bersabda, ‘Ikat dulu untamu, baru kemudian tawakkal kepada Tuhan’.”

Sebagai kesimpulan, Dr Craig menyatakan bahwa Nabi Muhammad menyarankan umat untuk mencari bimbingan dalam agama mereka, namun Nabi tetap berharap mereka melakukan langkah-langkah mendasar terkait pencegahan, kestabilan, dan keselamatan. “Dengan kata lain, dia {Nabi) berharap umat menggunakan akal sehatnya.”

Lockdown Era Umar bin Khattab
---------------------------------------------------
Situasi lockdown zaman nabi, juga diterapkan oleh Umar bin Khattab ketika mengunjungi Syam. Cerita ini dikisahkan dalam buku Biografi Umar bin Khattab karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shalabi. Pada tahun 18 Hijriyah, suatu hari Umar bin Khattab bersama sabahat-sahabatnya, melakukan perjalanan menuju Syam. Sebelum memasuki Syam, di perbatasan mereka mendengar sebuah kabar tentang wabah penyakit kulit yang menjangkiti wilayah tersebut.

Penyakit kulit ini dinamai Wabah Tha’un Amwas. Penyakit menular yang menyebabkan benjolan di seluruh tubuh. Benjolan yang terus tumbuh hingga pecah, membuat penderita mengalami pendarahan hingga kematian.

Beberapa waktu kemudian, Gubernur Syam, Abu Ubaidah bin Al Jarrah, datang menemui rombongan Umar di perbatasan. Terjadi percakapan di antara para sahabat dengan Umar. Akhirnya mereka bersepakat untuk mengikuti Hadits Nabi, untuk tidak masuk ke daerah Syam yang sedang mengalami wabah, dan kembali pulang ke Madinah.

Syam diberlakukan lockdown. Setiap beberapa waktu sekali, Abu Ubaidah mengabarkan situasi kondisi yang terjadi di Syam, kepada Umar bin Khattab. Satu persatu sahabat Umar meninggal saat wabah, hingga tercatat sekitar 20 ribu orang yang wafat karena wabah. Jumlahnya hampir separuh dari penduduk Syam, termasuk di dalamnya ada Abu Ubaidah.

Posisi Gubernur kemudian digantikan oleh Amr bin Ash, Sahabat Umar. Amr bin Ash memerintahkan kepada penduduk Syam untuk saling berjaga jarak, agar tidak tidak saling menularkan penyakit, dan berpencar dengan menempatkan diri di gunung-gunung. Penularan penyakit kusta pun dapat diredam, dan Syam kembali normal.

Sumber:

Beri Komentar

CAPTCHA Image

Desa

729

LAKI-LAKI

LAKI-LAKI729penduduk

4

PEREMPUAN

PEREMPUAN4penduduk

733

TOTAL

TOTAL733penduduk

Layanan
Mandiri

Hubungi Pemerintah Desa untuk mendapatkan PIN

Pemerintah Desa

KEPALA DESA

HARLI

Tidak Ada di Kantor

Sekertaris Desa

Epri Wahyudi S. Kom

Tidak Ada di Kantor

Kepala Urusan Keuangan

ADE KURNIAWAN S.Pd

Tidak Ada di Kantor

Kepala Seksi Kesejahtraan

AGUS BAHTIAR

Tidak Ada di Kantor

Kepala Urusan Tata Usaha Dan Umum

LISA NOVIANTIKA A.md.Ak

Tidak Ada di Kantor

Kepala Seksi Pelayananan

SRI MULYANI, SH

Tidak Ada di Kantor

Kepala Dusun Piabung

Saiful Rosid

Tidak Ada di Kantor

Kepala Dusun Karang Anyar

Wajib Hartono

Tidak Ada di Kantor

Kepala Dusun Kampung Baru

M. Ikbal

Tidak Ada di Kantor

Kepala Dusun Sanggi Induk

Akuan Rois

Tidak Ada di Kantor

Kepala Dusun Karang Indah

Suwardi

Tidak Ada di Kantor

Staff Pelayanan

DESTIA PUTRI WIJAYA

Tidak Ada di Kantor
Prakiraan Cuaca

Lokasi : Kab. Pesawaran
Koordinat : 105.136414 -5.503906
Diperbarui 28-03-2024 jam 02:59:38

Hari Ini, 28 Maret 2024
00:00:00

Berawan
23°C
06:00:00

Berawan
25°C
12:00:00

Hujan Petir
22°C
18:00:00

Hujan Petir
21°C
Besok, 29 Maret 2024
00:00:00

Berawan
22°C
06:00:00

Berawan
27°C
12:00:00

Hujan Petir
23°C
18:00:00

Berawan
22°C
Lusa, 30 Maret 2024
00:00:00

Berawan
24°C
06:00:00

Hujan Ringan
26°C
12:00:00

Hujan Ringan
24°C
18:00:00

Berawan
23°C

Sumber : BMKG | Tema DeNava

INFO GEMPA BUMI TERBARU
28-03-2024 jam 15:01:52
Shakemap
9.3 LS ; 110.17 BT
Magnitude 5.0
Kedalaman 10 km
153 km BaratDaya GUNUNGKIDUL-DIY
Tidak berpotensi tsunami
Dirasakan -
Peta Desa

Kantor Desa Sanggi
Statistik Pengunjung
Hari ini : 277
Kemarin : 382
Total Pengunjung : 302.727
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 3.90.242.249
Browser : Tidak ditemukan
Prakiraan Cuaca

Lokasi : Kab. Pesawaran
Koordinat : 105.136414 -5.503906
Diperbarui 28-03-2024 jam 02:59:38

Hari Ini, 28 Maret 2024
00:00:00

Berawan
23°C
06:00:00

Berawan
25°C
12:00:00

Hujan Petir
22°C
18:00:00

Hujan Petir
21°C
Besok, 29 Maret 2024
00:00:00

Berawan
22°C
06:00:00

Berawan
27°C
12:00:00

Hujan Petir
23°C
18:00:00

Berawan
22°C
Lusa, 30 Maret 2024
00:00:00

Berawan
24°C
06:00:00

Hujan Ringan
26°C
12:00:00

Hujan Ringan
24°C
18:00:00

Berawan
23°C

Sumber : BMKG | Tema DeNava

INFO GEMPA BUMI TERBARU
28-03-2024 jam 15:01:52
Shakemap
9.3 LS ; 110.17 BT
Magnitude 5.0
Kedalaman 10 km
153 km BaratDaya GUNUNGKIDUL-DIY
Tidak berpotensi tsunami
Dirasakan -
Peta Desa

Kantor Desa Sanggi
Statistik Pengunjung
Hari ini : 277
Kemarin : 382
Total Pengunjung : 302.727
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 3.90.242.249
Browser : Tidak ditemukan
Pemerintah Desa

HARLI

KEPALA DESA


Tidak Ada di Kantor

Epri Wahyudi S. Kom

Sekertaris Desa
Tidak Ada di Kantor

ADE KURNIAWAN S.Pd

Kepala Urusan Keuangan
Tidak Ada di Kantor

AGUS BAHTIAR

Kepala Seksi Kesejahtraan
Tidak Ada di Kantor

LISA NOVIANTIKA A.md.Ak

Kepala Urusan Tata Usaha Dan Umum
Tidak Ada di Kantor

SRI MULYANI, SH

Kepala Seksi Pelayananan
Tidak Ada di Kantor

Saiful Rosid

Kepala Dusun Piabung
Tidak Ada di Kantor

Wajib Hartono

Kepala Dusun Karang Anyar
Tidak Ada di Kantor

M. Ikbal

Kepala Dusun Kampung Baru
Tidak Ada di Kantor

Akuan Rois

Kepala Dusun Sanggi Induk
Tidak Ada di Kantor

Suwardi

Kepala Dusun Karang Indah
Tidak Ada di Kantor

DESTIA PUTRI WIJAYA

Staff Pelayanan
Tidak Ada di Kantor